Senin, 31 Januari 2011

Daratan dan Lautan

Dalam Al-Quran, kata al-barr dengan arti "darat" disebut 12 kali, sedangkan kata al-bahr (laut) - baik mufrad, mutsanna, dan jamaknya - disebut 40 kali. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di planet bumi ini, Kata-kata tersebut disebut pada ayat- ayat berikut :
  1. ..... Dan haram atasmu (menangkap) binatang buruan darat (al-barr), selama kamu dalam ihram ... (Al-Maidah: 96).
  2. ..... Dan Dia Mengetahui apa-apa yang di darat (al-barr) maupun di lautan  ..... (Al-An'am: 59).
  3. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di daratan (al-barr) dan di lautan ..... " (AI­An'am: 63).
  4. Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat (al-barr) maupun di laut...... (AI-An'am: 97).
  5. Dia-lah Tuhan Yang menjadikan kamu dapat berjalan di duratan (al-barr) dan (berlayar) di lautan ..... (Yunus: 22).
  6. ..... Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan (al­barr), kamu berpaling ..... (AI-Isra: 67).
  7. 7. Maka apakah kamu merasa aman (dari hukum Tuhan) yang menjungkirbalihkan sebagian daratan (al-barr) berikut kamu ..... (Al-Isra: 68).
  8. 8. Dan sesungquhnya telah Kami muliakan anak-cucu Adam, Kami angkut mereka di daratan (al-barr) maupun di lautan ..... (Al-Isra: 70).
  9. 9. Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan (al-barr) maupun di lautan ..... (Al-Naml: 33).
  10. ..... Mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ke­taatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke daratan (al-barr), tiba-tiba mereka (kembali) menyekutukan (Nya) (AI-Ankabut: 25).
  11. Telah nampak kerusakan di darat (al-barr) maupun di laut, sebagai akibat ulah tangan-tangan manusia ..... (Ar-Ruum: 41).
  12. ..... Mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai daratan (al-barr), sebagian mereka masih tetap menempuh jalan yang lurus ..... (Luqman: 32).
Sedangkan kata al-bahr (laut) terdapat dalam ayat-ayat berikut :
  1. Dan ingatlah ketika Kami belah laut (al-bahr) untukmu . . . (Al-Baqarah: 50).
  2. ..... Dan bahtera yang berlayar di laut (al-bahr) ..... (Al­Baqarah: 164).
  3. Dihalalkan bagimu binatang buruan laut (al-bahr) ..... (Al­Maidah: 96).
  4. ..... Dan Dea mengetahui apa-apa yang ada di daratan maupun di lautan (al-bahr) ..... (Al-An'am: 59).
  5. 5. Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari benc'ana di darat maupun di laut (al-bahr) ....." (Al­Maidah: 63).
  6. Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadihannya sebagai petunjuk dalam kegelapan di darat maupun di laut (al-bahr) .... (Al-An'am: 97).
  7. Dan Kami seberangkun Bani Israil ke seberang laut (al­bahr) itu ..... (AI-A'raf: 138).
  8. Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang ter­letak di dekat laut (al-bahr) ..... (Al-A'raf: 163).
  9. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan dan (berlayar) di lautan (al-bahr) ..... (Yunus: 11).
  10. Dan Kaml memungkinkan Bani Israil melintasi laut (al-bahr) ..... (Yunus: 90).
  11. ...... Dan Dia telah menuruluhkan hahtera bagimu supaya bahtera berlayar di lautan (al-bahr) dengan kehendak-Nya (Ibrahim: 32).
  12. Dan Dialah Allah yang menundukkan lautan (al-bahr) (untuk-mu) ..... (Al-Nahl: 14).
  13. Tuhanmu adalah yang melayarkan kapal-kapal di lautan (al-bahr) untukmu, agar kamu mencari sebagian dari karunia­Nya ..... (Al-Isra: 66).
  14. Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan (al-bahr), niscaya hilanglah siapa yang kamu seru, kecuali Dia ..... (Al-Isra: 67).
  15. Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan (al-bahr) ..... (AI-Isra: 70).
  16. ..... Mereka lupa akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut (al-bahr) (Al-Kahfi: 61).
  17. ..... Dan ikan itu mengambil jalannya ke laut (al-bahr) dengan cara yang aneh sekali (AI-Kahfi: 63).
  18. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut (al-bahr) ..... (AI-Kahfi: 79).
  19. Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan (al-bahr) menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku ..... (Al-Kahfi: 109 ).
  20. ..... Sungguh habislah lautan (al-bahr) itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku ..... (Al-Kahfi: 109).
  21. ..... Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut (al-bahr) itu ..... (Thaha: 77).
  22. ..... Uan bahtera yang berlayar di lautan (al-bahr) dengan perintah-Nya ..... (Al-Haj: 65).
  23. Atau seperti gelap gulita di lautan (al-bahr) yang malam ..... (AI-Nur: 40).
  24. Lalu Kami wahyukan kepada Musa: 'F'ukullah lautan (al­bahr) itu dengan tongkatmu". ..... (Al-Syu'ara: 63).
  25. Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan maupun di lautan (al-bahr) ..... (Al-Naml: 63).
  26. Telah tampak kerusakan di darat maupun di laut (al-bahr), akibat olah tangan-tangan manusia ..... (Ar-Ruum: 41).
  27. ..... Dan laut (al-bahr) (menjadi tinia), ditambahkan kepada­nya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habimya (dituliskan) kalimat-kalimat ..... (Luqman: 27).
  28. 28. Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut (al-bahru) dengan nikmat Allah ..... (Luqman: 31).
  29. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut (al-bahr) seperti gunung-gunung (Al­Syura: 32).
  30. Dan biarkan laut (al-bahr) itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan (AI-Dukhan: 24).
  31. Allah-lah yang menundukkan lautan (al-bahr) untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan izin­Nya ..... (AI-Jatsiah: 12).
  32. Dan laut (al-bahr) yang di dalam tanahnya ada api (Al-Thur: 6).
  33. Dan kepunyaan-Nyalah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan (al-bahr)  laksana gunung-gunung. (Al-Rahman: 24).
  34. 34. Dan Dialah yang membiarkan dua laut (al-bahrani) mengalir (berdampingan), yang satu tawar lagi segar, dan yang lainnya asin lagi pahit ..... (Al-Furqan: 53).
  35. ..... Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan (al-bahraini), atau aku akan berjalan selama bertahun-tahun. (Al-Kahfi: 60).
  36. ..... Dan yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengukuhkan) nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut (al-bahraini) ..... (Al-Naml: 61).
  37. Dia membiarkan lautan (al-bahr) mengalir, yang kemudian keduanya bertemu (Al-Rahman: 19).
  38. Dan apabila lautan (al-bahr) dijadikan meluap. (Al-Takwir: 6).
  39. Dan apabila lautan (al-bahr) dijadikan meluap. (Al-Infithar: 3).
  40. .....Dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi (abhurin) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat ..... (Luqman: 27).

Laki-laki dan Wanita (Rajul dan Imra'ah)

Kata rajul secara berdiri sendiri, disebut sebanyak 24 kali dalam AI-Quran, begitu pula kata imra'ah.

Rasul dan Shalat

Dalam Al-Quran nama Rasulullah saw., Muhammad, disebut sebanyak empat kali sama dengan jumlah nama yang disebut di dalam qamat (dua kali), tasyahud awwal (satu kali), dan dalam tasyahud akhir (satu kali), yaitu sebagaimana disebutkan pada ayat-ayat berikut :
  1. Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rasul. Sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul ..... (Ali Imran: 144).
  2. Muhammad sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah ..... (Al-Abzab: 40).
  3. Serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan itulah yang hak dari Tuhan mereka ..... (Muhammad: 2).
  4. Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang di antara mereka ..... ( Al-Fath: 29).

Mi'raj dan Jumlah Langit

Kata 'araja dan turunan katanya dengan pengertian naik ke langit, di dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sesuai dengan jumlah langit, yaitu tujuh. Perlu diketahui, bahwa kata tersebut digunakan oleh Al-Quran untuk mengungkapkan perjalanan jauh menembus luar angkasa, dan gravitasi bumi. Menurut sains modern perjalanan di sana hanya bisa dilakukan dengan cara melayang-layang (mun'arijat atau mun'athifat). Sesekali Al-Quran menggunakan kata yash'adu untuk burung yang terbang di udara (planet bumi) atau di sekitarnya, yaitu seperti disebutkan pada ayat-ayat berikut :
  1. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) (ta'ruju) kepada Tuhan ..... (AI-Ma'arij: 4).
  2. .... Kemudian (urusan) itu naik (ya'ruju) kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (Al-Sajdah: 5).
  3. Dia mengetahui apa yang masuk ke bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik (ya'ruju) kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang Lagi Maha Pengampun. (Saba': 2).
  4. .Dia Mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik (ya'ruju) kepada-Nya. Dan Dia bersama Kamu di mana saja kamu berada ..... (Al-Hadid: 4).
  5. .Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit maka mereka terus-menerus naik (ya'rujun) kepada-Nya. (AI-Flijr: 14).
  6. Tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Maha Pemurah, loteng-loteng perak bagi rumah tinggal mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang bssa mereka naiki (ma'ariji). (AI-Zukhruf: 33).
  7. .(Yang datang) dari Allah, Pemilik tempat-tempat naik (ma'arij). (Al-Ma'arij: 3).

Bilangan Kata "Kiblat"

Kata kiblat dalam Al-Quran disebut sebanyak tujuh kali sama dengan jumlah thawaf di sekitar kiblat (Ka'bah), yaitu pada ayat­ayat berikut :
  1. ..... Dan kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblat­mu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (agar nyata) siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang membelot ..... (Al­Baqarah: 143).
  2. Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai ..... (Al-Baqarah: 144).
  3. ..... Dan sebagian mereka tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain ..... (Al-Baqarah: 145).
  4. ..... Dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu sebagai tempat shalat (kiblat) dan dirikanlah shalat (Yunus: 87).
  5. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu ..... (Al-Baqarah: 145).
  6. Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya ..... (Al-Baqarah: 142).
  7. ..... Dan kamu pun tidak mengikuti kiblat mereka ..... (AI­Baqarah : 145 ).

Thawaf dan Sa'i

Kata thawaf yang terpuji di dunia dan kata turunannya dalam Al-Quran, disebut sebanyak tujuh kali, sama dengan jumlah thawaf mengelihngi Ka'bah dan ketika sa'i antara Shafa dan Marwa, yaitu pada ayat-ayat berikut ini :
  1. ..... Dan Kami tidak meniadikan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan sujud. (Al-Baqarah: 125).
  2. ..... Dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku' dan sujud. (AI-Haj: 26).
  3. Lalu kebun itu diliputi (thafa) ..... (Al-Qalam: 19).
  4. ..... Malapetaka (yang datang) (thaifu) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. (AI-Qalam: 19).
  5. ..... Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau melakukan umrah, maka tiada dosa baginya melakukan thawaf (sa'i) antara keduanya ..... (Al-Baqarah: 158).
  6. ...... Dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). (AI-Haj: 29).
  7. ..... Mereka melayani (thawafuna) kamu, sebagian kamu (ada keperluan) kepada sebagian (yang lain) ..... (AI-Nur: 58).

Ulul 'Azmi Berjumlah Lima Orang Rasul

Menurut keyakinan kaum Muslimin, bahwa ulul azmi dari kalangan Rasul berjumlah lima orang, yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad saw. Dalam Al-Quran, ternyata kata 'azm disebut sebanyak lima kali, sama dengan jumlah Rasul-Rasul-Nya yang termasuk ulul 'azmi, yaitu dalam ayat-ayat berikut :
  1. ..... Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan ('azmi) yang patut diutamakan (Ali Imran: 186).
  2. ..... Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal ('azmi) yang diwajibkan (oleh Allah). (Luqman: 17).
  3. Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal ('azmi) yang diutamakan. (Al-Syura: 43).
  4. Maka bersabarlah kamu seperti orang yang mempunyai keteguhan hati (ulul 'azmi) dari rasul-rasul yang telah berlaku dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka . ..... (AI-Ahqaf: 35).
  5. Dan sesungguhnya Kami telah perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat ('azmah) (Taha: 115).

Tigapuluh Tujuh Orang Penguasa Sesat (Salathin AI-Jur)

Sebagaimana dalam Al-Quran disebutkan jumlah yang sesuai dengan jumlah para Imam yang adil, disebutkan juga jumlah para penguasa sesat yang sesuai dengan jumlah penguasa hingga datang­nya masa "Al-Ghaibah Al-Kubra"-nya Mahdi a.s. pada tahun 329 329 H.
Jumlah tersebut, juga sesuai dengan tahun wafatnya Ali AI­Samiri r.a. yang merupakan wakil (naib) Imam Mahdi yang paling akhir.
Kata sulthan (penguasa) - sebagaimana lafaz nifaq (hipo­kritas) berikut turunan katanya - disebutkan sebanyak 37 kali dalam Al-Quran, yakni pada ayat-ayat berikut:
  1. ..... Apakah kalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama, yang kalian dan nenek-moyang kalian menamkannya, padahal Allah sama sekali tidak menurunkan hujjah untuk itu (sulthan) ..... (Al-A'raf: 71).
  2. ..... Kamu tidak mempunyai hujjah (sulthan) untuk ini. Pantaskah kamu mengatakan kepada Allah apa-apa yang tidak kamu ketahui? (Yunus: 68).
  3. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda­tanda Kekuasaan Kami serta mukjizat (sulthan) yang nyata. (Hud: 96).
  4. Kamu sebenarnya tidak menyembah apapun yang selain Allah, kecuali hanya nama-nama yang kamu dan nenek­moyang kamu membuat-buatnya. Allah tedak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama tersebut (sulthan) ..... (Yusuf: 40).
  5. ..... Kamu hendak menghalang-halangi (dan membelokkan kami) dari apa yang disembah oleh nenek-moyang kami. Karena itu, datangkanlah kepada kami bukti (sulthan) yang nyata (Ibrahim: 10).
  6. ..... Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti pun (sulthan) kepada kamu, kecuali dengan izin Allah ..... (Ibrahim: 11).
  7. ..... Sekali-kali tiada kekuasaan (sulthan) bagiku terhadap kamu, selain (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu men­dengar seruanku ..... (Ibrahim : 22 ).
  8. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku maka tiada kekuasaan (sulthan) bagimu terhadap mereka , kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Al-Hijr: 42).
  9. Sesungguhnya (syaitan) itu tidak ada kekuasaannya (sulthan) bagi orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya ( AI-Nahl: 99 ).
  10. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku maka kamu tidak punya kekuasaan (sulthan) atas mereka ..... (AI-Isra: 65).
  11. ..... Mengapa mereka tidak rnengemukakan alasan (sulthan) yang terang (tentang kepercayaan mereka)?.....(AI-Kahfi: 15).
  12. 12. Kemudian Kami utus Musa dengan saudaranya, Harun, sambil membawa tanda-tanda (Keagungan) Kami dan bukti (sulthan) yang nyata. (Al-Mukminun: 45).
  13. Sungguh aku benar-benar akan menyiksanya dengan siksa yang keras, atau menyembelihnya, atau benar-bertar ia datang kepadaku dengan alasan (sulthan) yang terang. (Al-Naml: 21).
  14. Dan tidak ada kekuasaan (sulthan) (Iblis) atas mereka, selain agar Kamu menghukumi siapa yang benar-benar beriman kepada kehidupan akhirat ..... (Saba': 21).
  15. Dan sekali-kali kami tidak berkuasa (sulthan) terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. (Al-Shaffat: 30).
  16. Atau, apakah kamu mempunyai bukti (sulthan) yang nyata? (AI-Shaffat: 156).
  17. 17. Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami serta keterangan (sulthan) yang nyata. (Ghafir: 23).
  18. (Yaitu) orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa adanya alasan (sulthan) yang sampai kepada mereka. . . (Ghafir: 35).
  19. Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan (sulthan) yang sampai kepada mereka, maka tiada dalam dada mereka selain keinginan akan Kebesaran-Nya yang sekali-kali tidak akan mereka capai . . . . . (Ghafir: 56).
  20. 20. Dan janganlah kamu menyombongkan diri kepada Allah. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti (sulthan) yang nyata. (Al-Dukhan: 19).
  21. Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat (sulthan) yang nyata. (AI-Dzariyat: 30).
  22. Ataukah mereka mempunyai (tangga) ke langit untuk men­dengarkan - pada tangga itu - hal-hal yang gaib? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka itu mendatangkan keterangan (sulthan) yang nyata. (AI-Thur: 38).
  23. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek­moyang kamu menamakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun (sulthan) untuk (menyembah)-nya ..... (Al-Najm: 23).
  24. ..... Maka lintasilah, kamu tidak akan dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan (sulthan) (Al-Rahman: 33).
  25. Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir itu rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan satu keteranganpun (sulthan) mengenainya ..... (Ali Imran: 151).
  26. ..... Dan merekalah orang-orang yang Kami berikan kepada­nya alasan (sulthanan) yang nyata untuk (menawan atau membunuh) mereka. (An-Nisa: 91).
  27. ..... Inginkah kamu mengadakan alasan (sulthanan) yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)? (An-Nisa: 144).
  28. ...... Lalu Kami maafkan mereka dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada Musa, keterangan (sultahanan) yang nyata. (An-Nisa: 153).
  29. ..... Padahal kamu tiduk takut mempersekutuan Allah dengan segala sembahan yang Allah Sendiri tidak pernah menurun­kan hujjah (sulthan) kepadamu untuk mempersekutukan-Nya ..... (Al-An'am: 81).
  30. ..... Dan (mengharamhan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak pernah menurunkan hujjah (sulthan­an) untuk itu ..... (Al-A'raf: 33).
  31. ..... Dan barangsiapa dibunuh secara zalim maha sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan (sulthanan) kepada ahli warisnya ..... (AI-Isra: 33).
  32. ..... Dan keluarkanlah (pula) aku secara benar, dan berikanlah kepadaku -- dari sisi Engkau -- kekuasaan (sulthanan) yang menolong! (Al-Isra: 81).
  33. Dan mereka menyembah selain Allah, yang Allah tidak pernah menurunkan suatu keterangan (sulthanan) pun tentang itu ..... (Al-Haj: 71).
  34. Allah berfirman: "Kami akan membantumu dengan saudara­mu, dan akan Kami berikan kepada kamu berdua kekuasaan (sulthanan) yang besar ..... (Al-Qashash: 35).
  35. Atau pernahkah Kami turunkan kepada mereka keterangan (sulthanan), lalu keterangan tersebut menunjukhan (benar­nya) apa yang dipersekutukan mereka dengan Tuhan? (Ar-Ruum: 35).
  36. Sesungguhnya kekuasaan (sulthan) (syaitan) hanyalah terhadap orang-orang yang mengambilnya menjadi pemimpin, dan terhadap orang-orang yang mempersekutukan Allah. (Al-Nahl: 100).
  37. Telah hilang kekuasaanku (sulthan) dari diriku. (QS. 69:29).
Adapun ayat-ayat yang mencantumkan kata nifaq berikut turunan katanya dan disebutkan setelah kata sulthan adalah sebagai berikut:
  1. Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-urang yang munafik, kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)" ..... (Ali Imran: 167).
  2. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-urang munafik yang berkata kepada saudara-saudara: "Marilah kita berjuang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu) ..... (Al-Hasyr: 11).
  3. Dan di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik, dan juga diantara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka ..... (Al-Taubah: 101).
  4. Maka Allah menimbulkan kemunafikannya pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah ..... (Al-Taubah: 77).
  5. Orang-orang Arab Badui itu lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya ...... (At-Taubah: 97).
  6. Orang-orang munafik laki-laki dan ..... (Al-Taubah: 67).
  7. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan ..... (Al­Taubah: 68).
  8. Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan ...... (Al-Ahzab: 73).
  9. Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan ..... (AI-Fath: 6).
  10. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan ..... (Al­Hadid: 13).
  11. (Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (kaum mukmin) ditipu oleh agamanya". ..... (AI-Anfal: 49).
  12. Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan kepada mereka suatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi pada hati mereka ..... (At-Taubah: 64).
  13. ..... Dan orang-orang munafik perempuan, sebagiannya dari sebagian yang lain ..... (At-Taubah: 67).
  14. Dan di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu ada orang-orang munafik; dan juga di antara penduduk Madinah ..... (At-Taubah: 101).
  15. Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: "Allah dan Rasul­Nya tidak menjadikan kepada kami melainkan tipu daya" (Al-Ahzab: 12).
  16. Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang­orang yang menyebarkan kabar bohong ..... (Al-Ahzab: 60).
  17. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu" ..... (Al-Hadid: 13).
  18. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar­benar Rasulullah" (Al-Munafiqun: 1),
  19. ..... Niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (An-Nisa: 61).
  20. Maka mengapakah kamu menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah memberi mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri ...... (An-Nisa: 88).
  21. Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (An-Nisa: 138).
  22. ..... Sesungguhnya akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang kafir di Jahanam (An-Nisa: 140).
  23. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka ..... (An-Nisa: 142).
  24. Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkat yang paling bawah dalam neraka ..... (An-Nisa: 145).
  25. ..... Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang­orang yang fasik. (At-Taubah: 67).
  26. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan munafik perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam (At-Taubah: 68).
  27. Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang­-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka . . . (At-Taubah: 73).
  28. Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang­orang yang beriman, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik. (Al-Ankabut: 11).
  29. Hai Nabi, bertawakallale kepada Allah, dan janganlah kamu menuruti (kemginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik ..... (Al-Ahzab 1).
  30. ..... Menyiksa orang-orang munafik, jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka ..... (AI-Ahzab: 24).
  31. Dan janganlah kamu menuruti orang-orang kafir dan orang­orang munafik, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah ...... (Al-Ahzab: 48).
  32. Sehingga Allah mengazabkan orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan ..... (Al-Ahzab: 48).
  33. Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan munafi'k perempuan dan orang-orang laki-laki musyrik dan perempuan . . . (AI-Fath: 6).
  34. ..... Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. (Al-Munafiqun: 1).
  35. ..... Padahal kepunyaan Allahlah perbendaharahaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. (Al-Munafiqun: 7 ).
  36. ..... Padakal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul­Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik tiada mengetahui. (Al-Muanfiqun: 8).
  37. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka ..... (Al­Tahrim: 7).

Dua Belas Orang Rahib

Kata ruhban (bentuk jamak dari rahib, orang suci) berikut kata turunannya disebut dua belas kali dalam Al-Quran, Jumlah ini sesuai dengan jumlah orang-orang suci dari keluarga Muhammad saw. Kedua belas kata tadi tercantum pada ayat-ayat berikut:
  1. ..... Dan dalam tulisannyn terdapat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut (yarhabun) kepada Tuhannya.  (AI-A'raf: 154).
  2. ..... Niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Kulah kamu harus takut (farhabun), (AI-Baqarah: 40).
  3. ..... Sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut (farhabun) (Al-Nahl: 51).
  4. .....(Yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan (tarhabu) musuh Allah dan musuh kamu dan orang-orang selain mereka ..... (Al-Anfal: 60).
  5. ..... Dan menjadikan orang banyak itu takut (istarhabuhum), serta mereka mendatangkan sahir yang besar (menakjubkan) (Al-A'raf: 116).
  6. ..... Dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dadamu) bila ketakutan (rahbu), maka yang demikian itu dua mu’jizat dari Tuhan ..... (Al-Qashash: 32).
  7. Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti (rahbatu) daripada Allah ..... (AI-Hasyr: 13).
  8. ..... Sesungguhnya mereka adalah orang-orang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas (rahba) ..... (Al-Anbiya: 90).
  9. ..... Sesungguhnya sebagian dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang bathil ..... (34).
  10. ..... Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri (Al-Maidah: 82).
  11. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah ..... (At-Taubah: 31).
  12. ..... Dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya merasa santun dan kasih sayang, dan mereka mengada­adakan rahbaniah padahal Kami tidak mewajibkan kepada mereka ..... (Al-Hadid: 27).

Tujuh Puluh Dua Firqah Yang Sesat

Umat Islam telah sepakat bahwa Rasulullah saw. telah menga­takan dalam sebuah hadis yang matan-nya diriwayatkan dengan berbagai riwayat yang maknanya tidak jauh berbeda:
"Bani Israil, setelah Musa, pecah menjadi 71 firqah yang semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Dan Nasrani, sepeninggal Isa, pecah menjadi 72 firqah; semuanya masuk neraka kecuali satu firyah. Dan umat ini (Islam) bakal pecah menjadi 73 firqah; semuanya masuk neraka kecuali satu firqah saja.
Dalam tafsir Al-Durr Al-Mantsur, Al-Suyuthi, juga dalam Al-Mizan (VIII:368), ketika menafsirkan firman Allah SWT:
 
Dan di antara yang Kami ciptakan ialah satu umat yang mem­beri petunjuk dengan hak, dan dengannya (pula) mereka berhua[ (adil) menegakkan hak.
 
Menurut riwayat mengenai firqah yang selamat dari kalangan Bani Israil, Imam Ali a,s. menjelaskan:
"Sungguh sepeninggal Musa telah terjadi 71 firqah; semuanya masuk neraka, kecuali satu firqah. Maka Allah SWT berfirman: 'Dan dari kaum Musa ada umat yang mendapat petunjuk dengan hak serta menegakkannya.'  Adapun mengenai orang-orang Nasrani, maka Allah berfirman: '. . . dan di antara mereka ada umat yang pertengahan.' Umat inilah yang selamat. Sedangkan bagi kita, Allah berfirman: 'Dan di antara yang Kami ciptakan adalah satu umat yang berpetunjuk dengan hak serta menegakkannya.' Maka umat inilah yang selamat dari kalangan umat Islam."
Ringkasnya, firqah yang masuk neraka dari umat ini ada 72 buah. Dalam Al-Quran, kata firqah berikut turunan katanya disebut sebanyak 72 kali. Jadi sesuai dengan banyaknya flrqah yang menyimpang dari agama yang benar, yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Mereka telah menjadi golongan-golongan yang menyalahi perintah Allah SWT agar berpegang erat kepada tali-Nya yang membentang dari langit ke bumi, yaitu AI-Quran AI-Karim, dan penegak AI-Quran, yaitu Ahli Bait Rasulullah saw. Rasulullah memerintahkan umat agar berpegang erat kepada mereka bersama Al-Quran. Rasulullah saw. bersabda:

"Sesungguhnya aku tinggalkan di antara kalian sesuatu yang jika kalian memegangnya erat-erat, maka kalian tidak akan sesat sepeninggalku; salah satunya lebih agung dari yang lainnya, yaitu Kitab Allah yang merupakan tali Allah yang membentang dari langit ke bumi, dan keturunan suciku ('ltrati), yaitu Ahli Baitku. Keduanya tidak akan pernah berpisah, hingga keduanva kembali ke haud. Maka lihatlah (perhatikanlah) bagaimana kalian akan menentangku dalam keduanya." (HR. Turmudzi, dalam Shahih-nya, juz V, hal. 329, hadis no. 3876, terbitan Dar al-Fikr, Mesir; Kanz al-'Ummal, I;154; Mu’jam al-Shaghir, Thabrani, I:135; Usad al-Ghabah fi Ma'rifat al-Shahabah, I:12; dll).

Kata firqah berikut turunan katanya dalam Al-Quran, disebutkan pada ayat-ayat berikut:
  1. "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai­berai (tafarraqu) dan berselisih setelah datang keterangan kepada mereka ..... " (Ali Imran: 105).
  2. Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah-belah (tafarraqu) melainkan setelah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian antara mereka ..... (AI-Syura: 14).
  3. ..... dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan (tafarraqa) kamu dari jalan-Nya . . . (AI-An'am: 153).
  4. Dan berpeganqlah kamu semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai (tafarraqu) ... (Ali Imran: 103).
  5. ..... yaitu, tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah­belah (tafarraqu) tentangnya ..... (Al-Syura: 13).
  6. Jika keduanya bercerai (yatafarraqa), maka Allah akan mem­berikan kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya ..... (An-Nisa: 130).
  7. Dan ingatlah ketika Kami belah (faraqu) laut untuk engkau, lalu Kami selamatkan engkau dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) berikut pengikut-pengikutnya ..... (Al-Baqarah: 50).
  8. Dan Al-Quran itu telah Kami turunkan berangsur-angsur (faraqnahu) agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagtan. (AI-Isra: 106).
  9. ..... padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu) (yafriqun) (AI-Taubah: 56).
  10. ...... ebab itu pisahkanlah (fariqu) antara kami dengan orang­orang yang fasik itu. (Al-Maidah: 25).
  11. ..... Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata kepadaku: 'Kamu telah mencerai-beraikan (faraqta) di antara orang-orang Bani Israil, dan kamu tidak memelihara amanat­ku. " (Thaha: 94).
  12. Pada malam itu dijelaskan (yufraqu) segala urusan yang penuh hikmah, (Al-Dukhan: 4).
  13. Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah (farraqu) agamanya dan mereka menjadi berkelompok-kelompok, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka ..... (Al-An'am: 159).
  14. Yaitu orang-orang yang memecah-belah (farraqu) agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan ..... (Al­Rum: 32).
  15. ..... Kami tidak membeda-bedakan (tafruqu) seorang pun di antara mereka, dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya. (Al-Baqarah: 136).
  16. ..... Kami tidak membeda-bedakan (nufarriqu) seorang pun (dari lainnya) dari rasul-rasul-Nya. (AI-Baqarah: 285).
  17. ..... Kami tidak membeda-bedakan (nufarriqu) seorang di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri. (Ali Imran: 84).
  18. ..... dan bermaksud memperbedakan (yufarriqu) antara Allah dan rasul-rasul-Nya ..... (AI-Nisa: 150).
  19. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan kepada rasul­Nya dan tidak membedakan (yufarriqu) seseorang pun di antara mereka ..... (Al-Nisa: 152).
  20. ..... maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengannya (sihir), mereka dapat menceraikan (yufarri­quna) antara seorang (suami) dengan istrinya ..... (Al-Baqarah: 1_02).
  21. ..... maka rujukkanlah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka (fariquhunna) dengan baik. (Al-Thalaq: 2).
  22. Dan tidaklah berpecah-belah (tafarraqu) orang yang didatang­kan (kepada mereka) Al-Kitab melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata. (Al-Bayyinah: 4).
  23. Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-,qolongan ( yatafarraqun). (Al-Rum: 14)
  24. Dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (fariqati) (antara yang hak dengan yang bathil) dengan sejelas jedasnya. (AI­Mursalat: 4).
  25. Maka berbelahlah lautan itu, dan tiap-tiap belahan (firqun) adalah seperti gunung yang besar. (AI-Syu'ara: 63).
  26. ..... Mereka tidak pergi dari tiap-tiap golongan (firqah) di antara mereka untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama ...... (AI-Taubah: 122).
  27. Khidir berkata: "Inilah perpisahan (firaqi) antara aku dengan kamu ..... " (.ql-Kahfi: 78).
  28. Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia) (firqan) (Al-Qiamah: 28).
  29. Dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dengan yang bathil) dengan sejelas-jelasnya (farqa) (AI-Mursalat: 4)
  30. ..... padahal segolongan (fariqun) dari mereka mendengar firman Allah ..... (Al-Baqarah: 75).
  31. Patutkah (mereka ingkar terhadap ayat-ayat Allah) dan setiap kali mereka mengingkari janji, segolongan (fariqun) mereka melemparkannya ..... (Al-Baqarah: 100).
  32. ..... sebagian orang-orang (fariqun) yang diberi Kitab (Taurat) melemparkan Kitab Kitab-kitab Allah ke belakang (punggungnya) ..... (AI-Baqarah: 101).
  33. ..... kemudian sebagian (fariqun) mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). (Ali Imran: 23).
  34. ..... setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian (fariqun) mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh ) seperti takutnya kepada Allah. (AI-Nisa: 77).
  35. ..... setelah hati segolongan (fariqun) dari mereka hampir berpaling ..... (AI-Taubah: 177),
  36. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu daripada kamu, tiba-tiba sebagian (fariqun) dari kamu mempersekutukan Tuhannya (dengan yang lain). (AI-Nahl: 54).
  37. Sesungguhnya ada segolongan (fariqun) dari hamba-hamba-­ku berdoa (di dunia): Ya Tuhan kami, kami telah beriman. ..... (AI-Mukminun: 109).
  38. ..... kemudian sebagian (fariqun) dari mereka berpaling setelah itu ..... (AI-Nur: 47).
  39. Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili ) di antara mereka, tiba-tiba sebagian (fariqun) mereka menolak untuk datang. (An-Nur: 48).
  40. ..... Kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripadanya, tiba-tiba sebagian (fariqun) dari mereka mempersekutukan Tuhannya. (Al­Rum: 33).
  41. ..... Dan sebagian (fariqun) mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada yang menjaga) ..... (AI-Ahzab: 13).
  42. ..... Serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan (fariqum)   masuk surga dan segolongan masuk neraka. (Al­Syuura: 7 ).
  43. ..... Dan segolongan (fariqun) masuk neraka. (Al-Syura: 7).
  44. ..... Dan mengusir segolongan (fariqun) daripada kamu dari kampung halamannya ..... (Al-Baqarah: 85).
  45. Apakah setiap datang kepadamu Rasul membawa sesuatu (pelajaran ) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombongkan (diri), maka beberapa orang (fariqan) di antara mereka kamu dustakan ..... (Al-Baqarah: 87).
  46. ..... Dan beberapa orang (fariqan) (yang lain) kamu bunuh ..... (Al-Baqarah: 87).
  47. ...... Dan sesungguhnya sebagian (fariqun) di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Al-Baqarah: 146).
  48. ..... Supaya kamu dapat memakan sebagian (fariqan) dari harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa ... (AI-Baqarah: 188).
  49. Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan (fariqan) yang memutar-mutar lidahnya membawa Al-Kitab ..... (Ali Imran: 78).
  50. ..... jika kamu mengikuti sebagian (fariqan) orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (Ali Imran: 100).
  51. ..... Tetapi setiap hali datang seorang Rasul kepada mereka dengan apa yang tidak diinginkan oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian (fariqan) dari rasul-rasul itu mereka dustakan . ..... (Al-Maidah: 70).
  52. ..... Dan sebagian (fariqan) yang lain mereka bunuh. (Al­Maidah: 70).
  53. .Sebagian (fariqan) diberinya petunjuk ..... (Al-A'raf: 30).
  54. ..... Dan sebagian (fariqan) lagi telah pasti kesesatan bagi mereka ..... (Al-A'raf: 30).
  55. ..... padahal sesungguhnya sebagian (fariqan) dari orang­-orang yang beriman itu tidak menyukainya. (Al-Anfal: 5).
  56. ..... Dan Dia memasukkan perasaan takut ke dalam hati mereka. Sebagian (fariqan) mereka kamu bunuh ..... (Al­Ahzab: 26).
  57. ..... Dan sebagian (fariqan) yang lain kamu tawan. (Al-Ahzab: 26)..
  58. Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan sangkaan kepada mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian (fariqan) dari orang-orang yang beriman. (Saba': 20).
  59. ..... Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan (fariqani) yang bermusuhan. (Al-Naml: 45).
  60. ..... Maka manakah di antara kedua golongan (fariqaini)            itu yang lebih berhak mendapatkan keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui. (Al-An'am: 81).
  61. ..... Perbandingan kedua golongan (fariqaini) itu (orang-orang kafir dengan orang-orang mukmin ) seperti orang buta dengan orang tuli yang dapat melihat dan mendengar ..... (Hud: 24).
  62. ..... Niscaya orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Manakah di antara kedua golongan (fariqaini) (kafir dengan mukmin) yng lebih baik tempat tinggalnya ..... (Maryam: 73).
  63. Dan (ingatlah) ketika Kami berikan kepada Musa AI-Kiiab (Taurat) dan keterangan yang membedakan (furqan) antara yang benar dengan yang salah agar kamu mendapatkan petunjuk. (Al-Baqarah: 53).
  64. ..... Sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (fuqan) (antara yang hak dengan yang bathil) ..... (Al-Baqarah: 185).
  65. Sebelum AI-Quran menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan AI-Furqan ..... (Ali-Imran: 4).
  66. ..... Dan yang Kami tusunkan kepada hamba Kami (Muham­mad) di hari furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan . . . (Al-Anfal: 41).
  67. Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun al-furqan dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Anbiya: 48).
  68. Mahasuci Allah yang telah menurunkan AI-Furqan (Al­-Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia memberi peringatan kepada seluruh alam, (Al-Furqan: 1).
  69. Hai orang-orang yang beriman. Jika kamu bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberimu furqan. . . (AI-Anfal: 29).
  70. Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (orang-orang mukmin) dan karena kekafirannya, dan uniuk memecah­belah (tafriqan) di antara orang-orang mukmin ..... (AI­Taubah: 107).
  71. ..... Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan yang bermacam­macam (mutafarriyun) itu ataukah Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? (Yusuf: 39).
  72. ..... Dan masuklah kalian dari pintu-pintu gerbang yang ber­lain-lainan (mutafarriqah) ..... (Yusuf: 67).