Rabu, 09 Februari 2011

MOTIVASI DAN BERPIKIR POSITIF


Sebgai sebab efisien segala tindakan, motivasi memegang peran penting dalam keberhasilan. Motivasi yang kuat dan benar akan menghasilkan ikhtiar optimal, sehingga pasti diperoleh hasil yang optimal. Motivasi yang kuat tidak akan ada tanpa "positive thinking" tentang hukum-hukum yang mengatur gerak kehidupan ini. Kebutuhan untuk mempercayai dunia yang adil ada dalam sentral positive thinking. Menurut Mervin Lerner, kita perlu mempercayai bahwa dunia ini diatur secara adil - setiap orang memperoleh apa yang layak diperolehnya. Orang yang berusaha pasti akan memperoleh ganjaran atas apa yang diusahakannya. Apa atau siapa yang memastikan bahwa ia pasti akan memperoleh ganjaran atas apa yang diusahakannya. Apa atau siapa yang memastikan bahwa ia pasti akan memperoleh ganjaran atas apa yang diusahakannya? Alam - atau lebih jelas lagi Tuhan yang telah menetapkan sistem alam ini - yang memastikannya.

Membangkitkan motivasi diri yang kuat dan wawasan-wawasan yang memperkuat postive thinking merupakan langkah terpenting yang harus dilakukan siswa. Pengukuran "kualitatif" motivasi dapat dilakukan dengan meberikan pemisalan negative case pada diri anda sendiri jika suatu tujuannya tidak tercapai; apa pendapat anda? Misalnya, dapat anda renungi kemungkinan-kemungkinan bagaimana jika anda tidak diterima UMPTN? Dari jawaban anda, anda akan dpat memprediksi dan merasakan seberapa kuat motivasi anda untuk masuk di PTN.

Kelemahan motivasi mungkin disebabkan oleh negative thinking tentang kemampuan diri sendiri, ataupun tentang mekanisme gerak kehidupan. Jika anda memiliki konsep diri negatif, seperti "Saya Bodoh", "Kemampuan saya pas-pasan", "Saya tidak berbakat matematika", "Mana mungkin saya bisa masuk UMPTN?" "Saya remaja nakal", dan lain-lain, semestinya anda mencoba untuk membangkitkan konsep diri yang positif pada diri anda sendiri. "Jika saya berpikir bahwa saya bisa, maka saya bisa." Penekanan filosofi sperti ini dengan berbagai contoh kasus akan sangat membantu anda membangun konsep diri yang positif.

Paham pre-determinisme (fatalisme = menyerah pada nasib) mempunyai akar pengaruh yang dalam bagi banyak orang untuk membenarkan kegagalan dan kemalasannya. Menyandarkan kesalahan atau kelemahan pada takdir, yang pengejawantahannya seperti dalam pernyataan bahwa "Saya pada dasarnya bodoh", "Saya tidak berbakat matematika", dan lain-lain, merupakan sumber negative thinking yang signifikan. Anda harus memerangi ide-ide seperti ini, jika ide tersebut ada pada diri anda.

Berpikir positif adalah memandang segala sesuatu dari sisi pandang kebaikannya. Siswa yang berpikir positif akan memandang keterbatasan kemampuannya pada suatu saat bukan sebagai suatu "kebodohan yang menimbulkan berbagai kesialan", tapi ia memandangnya sebagai suatu tantangan yang amat nikmat untuk diatasi. Siswa yang berpikir positif akan memandangnya sebagai suatu tantangan yang amat nikmat untuk diatasi. Siswa yang berpikir positif akan memandang perjuangan dan harapan. Siswa yang berpikir positif akan memandang keterbatasan ekonominya sebagai suatu sarana untuk hidup sederhana, dan dengan kesederhanaan ini akan mencapai kebahagiaan. Siswa yang berpikir positif akan memandang "Jika aku berpikir bisa, aku bisa". Jika saat ini ia gagal untuk mengerjakan suatu soal, ia akan berusaha terus-menerus tanpa kenal lelah, sehingga ia benar-benar bisa mengerjakan soal tersebut. Siswa yang berpikir positif akan memandang semua hal dan segi kebaikannya, sehingga benar-benar dunia yang terwujud di hadapannya akan dipenuhi dengan kebaikan. Bagi orang-orang relijius yang meyakini Ketunggalan Tuhan, Ke-Mahasempurnaan Allah yang menjadi sebab efektif satu-satunya bagi semua peristiwa di alam ini merupakan dalil terjelas yang membuktikan keharusan berpikir positif dalam segala hal. Amat efektif bagi anda untuk menekankan keyaki8nan ini kepada diri anda sendiri sehingga keyaki8nan ini akan membentuk kebiasaan berpikir positif bagi anda.

Sebaiknya anda berkonsultasi dengan orang-orang yang lebih bijak dan lebih berpengalaman untuk mengkonstruksi skenario berpikir positif bagi beberapa permasalahan yang anda hadapi. Bagaimanapun anda masih muda. Pengalaman hidup anda lebih sedikit. Wawasan pun secara umu belum luas. Maka semestinya, konsultan dapat membantu anda untuk memecahkan berbagai hambatan anda dalam belajar, dalam mendisiplinkan dirinya dan lain-lain yang menjadi faktor-faktor signifikan dalam kelulusan UMPTN. Solusi masalah harus berdasarkan suatu positive thinking, dan harus secara praktis dapat dilaksanakan. Bukan suatu solusi ideal yang tidak praktikal.

Tidak ada komentar: